
Budidaya Ikan Mujair Ramah Lingkungan
Nama Tenant | Budidaya Ikan Mujair Ramah Lingkungan |
Nama Pemilik Usaha | Reynaldi Kerap |
Alamat | Jalan Perkebunan Rap-rap, Kel. Rap-rap, Kec. Airmadidi, Minahasa Utara |
Bidang Usaha | Perikanan |
Klasifikasi Bisnis | Agribisnis |
Media Promosi | Facebook, Instagram |
Jangkauan Pasar | Kota Manado |
Pembukuan | |
Masa Inkubasi | 20 September 2023 - 20 September 2023 |
Deskripsi | Perikanan merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan; dalam hal ini mencakup kegiatan dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan proses pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan. Dengan demikian, seluruh aktivitas yang terhimpun dalam sektor perikanan berpotensi menciptakan kesempatan ekonomi yang luas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang secara otomatis akan berdampak baik dalam pembangunan perekonomian. Ikan mujair (Oreochromis Mossambicus) adalah jenis ikan konsumsi air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Jenis-jenis ikan mujair yang sering dikenal yaitu mujair biasa, mujair merah, dan mujair albino. Banyaknya kandungan gizi yang terdapat pada ikan mujair menjadikan ikan ini salah satu ikan yang paling diminati banyak orang. Dengan jumlah perminataan yang tinggi ini maka budidaya dan penjualan ikan mujair sangat menjanjikan. Budidaya ikan mujair sudah banyak dilakukan di Indonesia, khususnya di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara. Banyaknya pelaku budidaya ikan mujair ini tentunya disertai dengan tingginya limbah yang dihasilkan dari kolam budidaya. Penyebab limbah dalam budidaya ikan disebut sebagai sindrom Nitrogen (N). Sindrom Nitrogen ini kerap menjadi masalah karena bahan organik yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan nantinya akan mengalami perombakan, kemudian larut menjadi amoniak (NH3) atau amonium (NH4+) dan ini akan menjadi racun. Hal ini tentunya berbahaya bagi kelangsungan ekosistem jika limbah budidaya langsung dibuang ke sungai tanpa ada tindakan pengelolaan limbah yang dilakukan. Maka dari itu, kami ingin memanfaatkan telaga berukuran 8 x 12 m yang berlokasi di Kelurahan Rap-Rap, Kecamatan Airmadidi untuk dijadikan kolam budidaya ikan mujair. Pada sistem budidaya ini kami akan menggunakan sistem bioflok yaitu dengan memanfaatkan bakteri heterotrof dengan menambahkan molase pada kolam budidaya. Bakteri heterortof berperan untuk menurunkan kadar amonia dalam air sehingga air limbah yang dihasilkan akan lebih ramah lingkungan dan tidak akan merusak ekosistem yang ada. Selain itu kami melakukan inovasi dengan melakukan digitalisasi dalam pemasaran (digital marketing) dengan memanfaatkan berbagai platform digital (sosial media) untuk memasarkan ikan Mujair agar memperoleh cakupan pasar yang lebih luas. Dengan dikembangkannya system budidaya Ikan mujair yang ramah lingkungan ini diharapkan untuk melatih jiwa kewirusahaan kami, memenuhi kebutuhan permintaan ikan mujair, serta mendukung konsep keberlanjutan lingkungan. |