Bumbu genep adalah salah satu bumbu tradisional Bali yang bahan bakunya terdiri atas cabai besar, cabai kecil, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, kencur, kemiri, pala, lengkuas, dan merica. Rempah-rempah mengandung banyak senyawa bioaktif seperti curcumin pada kunyit, eugeol pada lengkuas, piperin pada lada, dan senyawa gingerol, shagaol, camphene dan zingiberene memberikan flavor yang khas dan memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antimikroba.. Bentuk penyajian bumbu genep di pasaran adalah dalam bentuk basah, sehingga memiliki umur simpan yang pendek yaitu sekitar 2-4 hari pada suhu dingin (AC), cepat tengik, dan menyulitkan konsumen membawanya ke luar daerah. Bumbu genep ini diolah menjadi bumbu genep kering dengan cara (1) memformulasikan bahan bahan, (2) proses penggilingan, (3) proses pengeringan, (4) proses pengecilan ukuran dan (5) proses pengemasan. Penyajian bumbu kering dapat memperpanjang umur simpan sampai satu tahun dan memudahkan distribusi produk. Kemasan yang menarik juga dapat membantu memperluas pemasaran produk, sehingga bumbu genep kering memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Peminat bumbu kering ini cukup banyak, terutama dari kalangan pekerja di kapal pesiar dan keluarga perantauan dari Bali. Proses pengolahan bumbu dengan memanfaatkan teknologi tepat guna menjadi bumbu kering powder juga berpotensi sebagai souvenir oleh oleh khas Bali.