Yogyakarta, 24 September 2025 - Yogyakarta selalu punya energi berbeda ketika bicara kreativitas dan kewirausahaan. Kota pelajar sekaligus kota budaya ini menjadi tuan rumah pelaksanaan Intensive Lab Startup Acceleration 2025 untuk kota keenam, menghadirkan 26 startup dan wirausaha dengan gagasan beragam, dari teknologi, pangan, hingga layanan berbasis komunitas.
Berbeda dengan sesi pembinaan biasa, Intensive Lab bukan tempat untuk “belajar”, melainkan ruang uji. Di sinilah setiap startup diuji ketajaman model bisnisnya, kejelasan pasarnya, hingga integritas pendirinya. Hanya peserta dengan kesiapan paling kuat yang akan melanjutkan ke tahap akselerasi berikutnya.
Yogyakarta Menyambut Startup yang Siap Melangkah
Kegiatan dibuka oleh sambutan hangat dari Ibu Hellen Phornica, Kepala Balai PLUT Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau menegaskan bahwa akselerasi bukan hanya soal percepatan, tetapi penopang keberlangsungan usaha, terutama ketika pasar bergerak cepat dan kompetisi semakin padat. Pesan pembuka ini menjadi pengingat bahwa setiap startup harus mampu membaca perubahan, bukan sekadar bertahan, tetapi melangkah.
Selanjutnya, Bapak Irwansyah Putra, Asisten Deputi Inkubasi dan Digitalisasi Wirausaha, memberikan sapaan yang menautkan Yogyakarta dengan perjalanan panjang program pemerintah dalam memperkuat startup. Ia menekankan bahwa rangkaian akselerasi 2025 adalah kelanjutan dari pembinaan 2021–2024, yang telah melibatkan ratusan startup melalui lembaga inkubator. Akselerasi hadir untuk membawa mereka naik tingkat, lebih teruji, lebih siap dipertemukan dengan industri dan investor.
Rangkaian sambutan ditutup dengan pembukaan resmi oleh Ibu Siti Azizah, Deputi Bidang Kewirausahaan, yang hadir secara virtual. Beliau membawa perspektif nasional, bahwa akselerasi bukan hanya seleksi, melainkan platform pertemuan antara startup dengan pasar, industri, pembiayaan, dan peluang kolaborasi. Visi yang disampaikan pun jelas, yaitu melahirkan startup yang mampu bersaing di pasar global, dan dalam jangka panjang berkontribusi pada lahirnya unicorn baru dari Indonesia.
Sesi Teknis: Menghubungkan Startup dengan Kurator yang Tepat
Sebelum sesi pitching dimulai, Ibu Ima Rahmania, Kepala Bidang Pengembangan Inkubasi Usaha, memandu peserta memahami alur seleksi serta memperkenalkan empat kurator yang akan menjadi “panel penajam bisnis” hari itu. Mereka membantu peserta melihat apa yang sebelumnya mungkin tidak terlihat. Keempatnya berasal dari latar belakang yang berbeda namun saling melengkapi:
Gogor Ariyo Wisnu Pradono, Universitas Indonesia — hadir dengan sudut pandang venture building dan komersialisasi inovasi.
Prof. Wawan Dhewanto, SBM ITB — membawa fondasi akademik dan metodologi bisnis yang matang.
Wisnu Sakti Dewobroto, Universitas Podomoro — memperkuat perspektif kewirausahaan praktis dan sustainability.
Deri Dino Lawrentus, BNI Ventures — memberikan insight tentang kesiapan investasi dan potensi pendanaan.
Setiap peserta diberi 3 menit untuk menyampaikan esensi bisnis mereka, lalu 10–12 menit tambahan di mana kurator menguji, menelisik, dan memberikan masukan yang lebih dalam dibandingkan sesi-sesi sebelumnya. Penilaian tidak hanya fokus pada satu sisi, tetapi pada enam jenis evaluasi:
Marketability — apakah masalah yang dipecahkan benar-benar penting? siapa pasarnya?
Product & Innovation — seberapa orisinil dan relevan solusinya?
Profitability & Sustainability — bagaimana model bisnisnya menopang masa depan?
Competitiveness — apa keunggulan signifikan dibandingkan pemain lain?
Feasibility — apakah tim dan produknya siap tumbuh?
Integrity — apakah fondasi etikanya kokoh untuk jangka panjang?
Diskusi sering kali berubah menjadi sesi mentoring singkat, padat, jelas, dan membuka perspektif baru bagi peserta.
Sumber: instagram/@ehub.incubase
Penutupan: Menyimpan Energi, Menyiapkan Tahap Berikutnya
Kegiatan ditutup oleh Ibu Ima Rahmania menyampaikan apresiasi terhadap energi dan kesiapan para peserta di Yogyakarta, sekaligus mengingatkan bahwa proses seleksi nasional belum selesai. Pengumuman hasil tidak langsung diberikan, penilaian dari Yogyakarta akan digabungkan dengan kota-kota lainnya agar prosesnya adil, setara, dan komprehensif.
Intensive Lab Yogyakarta telah selesai, tetapi bagi para startup, perjalanan akselerasi baru saja dimulai.